Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

PPGT SMK Kolaboratif dan PPCPAK, Carut Marut, dan Ketidakjelasan?

Posted On // 6 comments
Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi SMK Kolaboratif (PPGT SMK Kolaboratif dan Program Pendidikan Calon Pendidik Akademi Komunitas merupakan salah dua program yang dijalankan sejak tahun 2011 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususon Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) yang tujuannya ialah untuk menyiapkan calon-calon tenaga pendidik kejuruan baik tingkat SMK maupun tingkat D1 dan D2 (AK). Seperti diketahui bahwa saat ini, dunia pendidikan kejuruan kita memang tengah sangat kekurangan tenaga pendidik kejuruan yang profesional. Adanya program yang menelan milyaran uang rakyat ini tentu akan sangat membantu mensuplai kebutuhan tenaga pendidik kejuruan tersebut.

Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi
Tapi apa daya, ke dua program ini tampaknya tidak dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan terkesan asal jadi. Ya, berbagai masalah timbul baik pada pelaksanaan ke dua program tersebut maupun pada ending-nya. PPGT SMK Kolaboratif contohnya. Saat ini 2 angkatan program ini yang terdiri dari hampir 800 orang peserta tak tahu harus seperti apa ke depannya. Hingga tulisan ini diposting, mereka sudah menunggu terlalu lama untuk memperoleh kejelasan akan statusnya. Seperti diketahui bahwa dulu saat perekrutan mereka dijanjikan penempatan selama 5 tahun untuk mengajar di SMK yang tergolong berada di daerah 3T (terpencil, terluar, dan sebut saja terisolasi). Namun mendadak janji itu diingkari oleh DIKTI. Padahal para peserta pendidikan adalah dulunya orang-orang yang sudah mapan bekerja di berbagai perusahaan swasta. Hanya karena terpanggil untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, mereka kemudian meninggalkan itu semua.

Di akhir program rintisan tersebut, terdengar wacana bahwa dikti akan mengubah pengabdian 5 tahun di daerah 3T bagi para peserta program PPGT ini ke dalam format program baru yakni program pendampingan SMK atau talent scouting. Disini semakin jelas menunjukan bahwa dikti selaku lembaga negara bertindak inkonsisten terhadap rencananya sendiri. Bukan hanya uang negara yang ternyata terbuang sia-sia untuk pembiayaan program, melainkan juga nasib para peserta PPGT yang jelas-jelas digantung.

Saat ini jika-pun sertifikat profesi guru sudah dibagikan jika tanpa status yang jelas, para calon pendidikan yang sudah profesional dan bergelar Gr. itu tak akan serta merta mengabdikan dirinya ke dunia pendidikan. Betapa tidak, jika mereka harus mengajar sebagai guru honorer di SMK mereka hanya akan digaji Rp. 500.000,- per-bulan. Besaran gaji yang bahkan tidak lebih besar dari seorang pemulung sampah. Mereka tentu akan berpikir 2 kali untuk mempertahankan idealisme yang terpupuk selama menempuh pendidikan profesi guru. Mereka sudah melihat kondisi riil pendidikan dipelosok-pelosok tanah air.

Masalah ini perlu mendapat perhatian serius baik itu secara langsung oleh kementerian pendidikan maupun oleh para anggota komisi X DPR-RI yang membidangi masalah pendidikan. Agar jangan sampai para calon guru yang potensial ini membatalkan diri untuk masuk  ke dunia pendidikan, bagaimanapun caranya.
[Read more]

Sebuah Catatan untuk Perjalanan Kita PPGT SMK Kolaboratif Polinela-UNJ

Posted On // 1 comment
Kawan, malam ini 4 September 2013 pukul 1:26 WITA, sungguh begitu sulit bagiku untuk memejamkan mataku yang semenjak kemarin malam memang tampak terlihat sayu. Dari dalam bilik papan rumah pak lurah ini, aku begitu terkesan dengan suara koloni jangkrik di luar sana yang sedari tadi menderik pasca hujan deras yang mengguyur bumi Kembang Janggut, Kutai Kartanegara. Hujan deras yang mengguyur sejak bakda maghrib tadi ternyata selain telah dapat membangunkan koloni jangkrik itu untuk bersegera kawin, juga telah mampu membangkitkan rasa rinduku pada kalian semua. Kalian yang saat ini mungkin tengah tertidur dengan pulasnya akibat seharian tadi bergelut dengan aktivitas belajar mengajar bersama murid-murid kalian.


Rasa rinduku pada kalian dikesempatan malam ini, ku rasa tak seperti rindu yang seperti biasa. Rasa rinduku kali ini kemudian ku pikir menjadi akan sangat disayangkan jika hanya  terlewatkan begitu saja, hingga aku putuskan untuk menuangkannya pada sebuah catatan sederhana ini. Catatan yang bisa jadi akan membuat kalian tersedu dan sendu.

Kawan, sadarkah kalian sudah berapa lama kita bersama? Ya, memang sungguh 2 tahun saja belum genap. Tapi bagiku, bukan masalah lama atau barunya pertemuan kita, melainkan adalah seberapa banyaknya kenangan yang terukir dalam kehidupan pikiranku pasca menjalani status sebagai salah satu peserta sebuah program Kementerian Pendidikan Nasional, Program yang berjuluk PPGT SMK Kolaboratif, bersama kalian.

Alloh Subhanahu wa taa’la, Tuhan kita yang sungguh memiliki kuasa atas segala kehendak, atas dasar kesengajaan-Nya telah mempertemukan kita dalam sebuah kenyataan. Kita yang berasal dari latar belakang dan masa lalu yang berbeda atas ijabah-Nya kemudian dipersatukan dalam program ini. Mungkin atau pasti ku kira sebelumnya kalian tak menduga bisa kenal dengan ku atau kemudian menjadi sahabat antara satu dan lainnya. Bang Irul yang mungkin saat itu tengah sibuk mempresentasikan produk-produk pestisidanya di hadapan para petani, Mas Adi yang kala itu masih bergelut dengan roti-roti yang dijajakannya, Mas Arief yang mungkin tengah mengisi baglocknya dengan serbuk gergaji di usaha jamurnya, Mas Tono yang tengah sibuk mencari-cari lubang kecil di ban motor pelanggannya, Mbak Apri yang masih dalam perjalanan menuju Universitas Muhamaddiyah Metro, Rizqi yang tengah mempresentasikan laporan bulannya, Yoki yang tengah kepanasan mengawasi mandor-mandor di perusahaan tebunya, Mas Dian yang tengah memberi pengarahan ke buruh tambak udangnya, wahh dan masih banyak lagi.

Kawan, di awal pertemuan kita hingga saat ini, jujur aku katakan, aku sangat begitu terkesan oleh bagaimana jiwa-jiwa kalian yang berbeda latar belakang kemudian diketuk hingga akhirnya kalian memasrahkan jiwa dalam dunia pendidikan. Ke-pragmatis-an yang mungkin sempat menyelinap di relung-relung sanubari kalian saat dulu bekerja, kemudian berputar setengah lingkaran menjadi sebuah idealisme tingkat tinggi di dunia pendidikan.

Kalian yang tak lain adalah 29 orang-orang pilihan yang terpanggil untuk ikut serta ambil bagian dalam harapan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
[Read more]

Tanya Jawab mengenai Program Pengenalan Lapang di SMK Pertanian 3T

Posted On // Leave a Comment
Kesempatan kali ini saya akan mengkisahkan petualangan selama mencari sebongkah berlian pengalaman di pulau terbesar ke-3 di dunia, Kalimantan. Mungkin ini akan terlalu singkat untuk menuliskan cerita yang begitu banyak dan panjang selama 3 bulan berada di sana. Oleh karenanya, di tulisan ini saya hanya akan mengkisahkan poin-poinnya saja.


Saya akan membuat cerita ini seperti tanya jawab agar lebih mudah dipahami dan tidak bertele-tele. Karena terus terang saya bukan seorang yang pandai berbasa-basi. Oh iya, maaf sebelumnya. Saya sedang tak ingin menggunakan bahasa baku atau formal ya. Jadi harap dimaklumi jika terkesan slenge’an. Hehe. Berikut, silakan disimak!

Tanya    Mengapa Anda ke Kalimantan?
Jawab    Saya jauh-jauh ke sana karena ada tugas negara (WOW!! Songong banget!). Ya tugas negara. Karena memang demikian sebetulnya. Tugas tersebut saya peroleh dari program beasiswa yang saya ikuti. Saat itu saya sedang melaksanakan Profesi Pendidikan Guru (PPG) di Universitas Negeri Jakarta dan ditugaskan untuk melaksanakan Program Pengenalan Lapang (PPL) mengajar di SMK Pertanian yang lokasinya ada di daerah dengan kategori 3T (Terdepan, Terpencil, danTerluar). Dan kebetulan di Pulau Kalimantan ini masih banyak SMK pertanian yang demikian.

Tanya    Bagaimana kesan Anda saat pertama kali menginjakan kaki di pulau yang memiliki nama lain Borneo ini?
Jawab    Jujur itu adalah perjalanan terjauh pertama saya (yang notabene orang rumahan) ke sana. Dan kesan pertama yang saya dapati adalah ternyata Kalimantan itu tak terlalu jauh ya dari Jakarta. Hanya dengan 2 jam menumpangi pesawat terbang saya sudah sampai di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur (deket karena naik pesawat, coba naik odong-odong, bisa 4 tahun baru sampai, xixixi).
Selain itu, pertama kali sampai saya merasa suhu udara di sana lebih tinggi dibanding dengan Jakarta atau Lampung. Logika awam saya berkata mungkin ini karena saat itu saya berada tepat atau tak jauh dari garis katulistiwa (karepmu lek!).

Tanya    Bagaimana perjalanan Anda dari Balikpapan sampai di SMK Pertanian yang terletak di daerah 3T?
Jawab    Wah, dari perjalanan Balikpapan ke SMK Pertanian yang terletak di daerah 3T itulah saya menyadari, membuktikan, dan meyakini dengan yakin yang sebenar-benarnya (haqqulyaqin) bahwa Indonesia ini adalah memang benar-benar negara gemah ripah loh jinawi persis sama dengan yang diceritakan oleh KoesPloes dalam lagunya yang berjudul Kolam Susu. Apa pasal? Jadi begini, dari Balikpapan ke SMK tersebut saya menyaksikan berbagai hal yang belum pernah saya temui sebelumnya seperti hamparan hutan yang luas, kebun kelapa sawit yang berjuta-juta hektare, sungai-sungai yang besar dengan berbagai biota yang ada di dalamnya, dan banyak hal lain. Wah pokoknya saya menjadi teramat kagum dengan kekayaan negeri ini. Serius!!

Untuk rincian perjalanannya sebagai berikut:
Perjalanan dari Balikpapan ke sekolah tempat saya PPL membutuhkan waktu 15 jam dengan rincian Balikpapan-Kotabangun 8 jam mengendarai mobil, Kotabangun ke Kahala 3 jam menumpangi perahu kecil, Kahala- Desa Perdana, Kembang Janggut sekitar 3 jam menumpangi mobil.

Tanya    Oh iya, Anda PPL di Kalimantan sebelah mana ya?
Jawab    Saya PPL di SMK Negeri 1 Kota Bangun filial Kembang Janggut. Sekolah ini terletak di Desa Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Tanya    Bagaimana kesan pertama sampai di tempat yang tergolong 3T?
Jawab    Biasa saja. Ya mungkin karena keadaannya tak jauh beda dengan keadaan tempat tinggal saya di Lampung. Tak ada listrik, tak ada akses internet, jauh dari pasar, kampung yang sepi, jalan tanah yang penuh debu, dan sinyal HP yang tidak ada, bagi saya bukan merupakan hambatan untuk mengabdi dan ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (gayamu Lek!)

Tanya    Bagaimana kondisi sosial-kemasyarakatan dan penerimaan masyarakat pada kehadiran Anda?
Jawab    Terus terang saya disana diterima dengan baik oleh Bapak Kepala Desa Perdana yakni Bapak Kasmani. Beliau sangat luar biasa bagi saya dan saya sangat berterimakasih kepadanya atas segala kebaikan yang diberikan olehnya selama saya berada di sana.

Masyarakat disana pun menerima kami dengan baik. Masyarakat yang mayoritas bersuku Kutai dan sebagian kecil Dayak sangat terbuka pada kami. Sebelum ke Kalimantan kami beranggapan bahwa orang-orang di sana adalah orang-orang keras dan jahat. Tapi setelah menjalani hari-hari bersama mereka, saya menyadari bahwa anggapan tersebut adalah salah. Justru saya belajar banyak hal dari mereka. Saya belajar tentang arti keikhlasan, ketulusan, kesetiaan, dan cinta dari mereka. Pelajaran yang mungkin akan sangat jarang bisa didapatkan di kota-kota besar seperti Jakarta. Ini serius! (Los temen!)

Tanya    Bagaimana kesan pertama  Anda tiba di sekolah tempat PPL?
Jawab    Ini yang membuat saya miris. Di sebuah kabupaten terkaya di Indonesia ternyata masih ada sekolah dengan fasilitas yang saya golongkan ke dalam kategori memperihatinkan. Bagaimana tidak jangankan untuk sarana dan prasarana pembelajaran, untuk bangunan saja SMK tersebut masih menumpang. Tidak jarang anak-anak SMK disana harus duduk tanpa bangku dan meja.

Tanya    Bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas?
Jawab    Well, semuanya lancar aman terkendali. Saya mengajar dengan nyaman, dan nampaknya begitupun dengan anak-anak didik saya.

Tanya    Sejauh mana kegunaan ilmu pedagogik yang didapatkan selama workshop di LPTK Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.
Jawab    Wah tentu berguna sekali, banyak malah. Saya menerapkan berbagai metode pembelajaran yang nampaknya membuat anak-anak di sana lebih termotivasi ketika belajar.

Tanya    Bagaimana penerimaan kepala sekolah, guru, siswa, dan warga sekolah lainnya terhadap kehadiran Anda
Jawab    Semuanya tidak ada masalah. Kami selalu bekerja sama menciptakan suasana yang mendukung untuk kegiatan pembelajaran di sekolah.

Tanya    Apakah betah tinggal di sana?
Jawab    Hehehe, untuk 3 bulan saja sih bisa dikatakan betah.

Tanya    Jika diwajibkan untuk melanjutkan pengabdian di sana, apakah Anda bersedia?
Jawab    Jika memang itu yang terbaik, apapun akan saya lakukan demi bangsa ini (preet!).

Jadi begitulah cerita tentang pengalaman yang saya peroleh selama menjalani PPL di Pulau Kalimantan. Jika ada yang ingin ditanyakan mengenai cerita ini, silakan di tanyakan melalui kontak saya pojok kanan atas blog ini.

Saya mohon maaf jika penyampaian cerita ini tak begitu menarik dan berkesan bagi Anda, karena sejujurnya saya bukanlah seorang yang pandai mengungkapkan isi pikiran saya ke dalam untaian kata. Sekian dari saya.
[Read more]

Wisuda Doi

Posted On //
24 Juni 2013 adalah tanggal yang mungkin termasuk yang sangat bersejarah bagi doi gw (caile). Sebut saja namanya bunga Intan Rahayu Ningtyas. Pada tanggal tersebut ia diwisuda dari Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan akhirnya resmi menyandang gelar sarjana pertanian (Jadi, sekarang nama si doi ada buntutnya, SP gitu deh). Yah, gw sebagai woconya sih ikut seneng, 4,5 tahun yang dihabiskannya di bangku kuliah akhirnya menghasilkan sebuah pengakuan juga. Tapi dibalik itu semua gw berharap banget, dengan pengakuan itu, doi bisa menerapkan apa yang diperolehnya ke dalam kehidupannya sehingga dapat bermanfaat dengan tetap menjaga idealisme-nya sebagai seorang sarjana. Ohohoh.
[Read more]

Bilangan Tak Hingga

Posted On // Leave a Comment
Saudara-saudaraku yang budiman, pernahkah Anda membagi sebuah bilangan dengan angka nol di kalkulator? Jika pernah berapakah hasilnya? Saya yakin pasti hasilnya E to? Anda tahu apa artinya E itu? Saya juga nggak tahu, makanya saya nanya. Haha. Tapi menurut pemikiran awam saya, E itu mungkin artinya Error, lantaran keterbatasan (sebut saja) otak si kalkulator tersebut yang tidak bisa memberi jawaban pasti perihal hasil pembagian tersebut.
[Read more]

DON’T JUDGE A BOOK CAUSE IT'S COVER

Posted On // Leave a Comment
Berkeliling kota Garut (Selasa, 21 Mei 2013), ada hal yang membuat saya tersenyum, tersipu, dan malu. Seorang ibu berpenampilan lusuh yang saya jumpai di warung bakso domba Mang Encep adalah sebab musababnya. Awalnya saya tak begitu tertarik untuk memperhatikan ibu tersebut. Selain karena pakaian dan penampilannya yang (maaf sebelumnya) lebih mirip seorang tuna wisma, body dan lekuk tubuhnya yang sudah lember membuat saya lebih memilih untuk mengarahkan pandangan saya ke sudut-sudut lain (ke mbak-mbak bohay yang ada diseberang jalan, haha). Saya juga kala itu memang tengah sibuk memotret-motret bakso domba yang saya pesan. Dimana, gambar yang saya peroleh nantinya akan digunakan sebagai bahan menulis postingan saya yang berjudul Bakso Domba; Kuliner Ajegile Khas Garut yang saya ikutkan di kontes Jelajah Gizi 2.
[Read more]

KENANGAN HIMABUN 08

Posted On // Leave a Comment
Menyempatkan waktu ke sebuah warung internet di pojok kecil Kampung Karangpawitan, memang adalah kegiatan rutinku selama PPL di SMK ini, SMK Negeri 4 Garut. Meski sekedar hanya untuk mencari beberapa artikel dan dokumen-dokumen yang tak terlalu penting, aku tetap harus melakukannya agar murid-muridku bisa tertarik mengikuti pelajaran yang aku bawakan setiap harinya.
[Read more]

Guru; Bak Menyelamatkan Macan dari Jerat

Posted On // Leave a Comment
Berselancar di situs milik Mark Zunbergh (salah gak nih ejaannya) saya menemukan sebuah gambar grafis yang cukup menyentuh hati saya sebagai seorang calon guru (gambarnya seperti bisa Anda lihat di bawah ini). Gambar ini mengisahkan betapa kelirunya masyarakat dan hukum di negeri tanah surga ini dalam memandang profesi seorang guru.  Profesi guru dianggap sama halnya dengan profesi-profesi lain di mata masyarakat dan hukum kita saat ini. Dianggap sama karena mereka belum pernah mencicipi bagaimana rasanya menjadi seorang guru. Saya pun sebetulnya dulu sempat berpikir demikian, kala saya belum merasakan betapa kompleksnya menjalani profesi yang satu ini, tapi kini saya sadar bahwa menjadi guru itu tak mudah.
[Read more]

Gerhana Matahari pada 10 Mei 2013

Posted On // Leave a Comment
Gerhana Matahari adalah adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga cahaya tersebut tidak semuanya sampai ke bumi. Peristiwa ini adalah sebuah akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan. Gerhana matahari hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya. Pada tahun 2013 ini, BMKG telah memprediksi 5 (lima) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana matahari dan 3 (tiga) kali gerhana bulan. Gerhana matahari tersebut adalah berupa gerhana matahari cincin (GMC) yang akan terjadi pada 9-10 Mei 2013 dan tanggal 3 November 2013. Sedangkan gerhana bulan telah terjadi adalah gerhana bulan sebagian yang terjadi pada tanggal 25 April 2013 lalu, Di tanggal 25 Mei 2013 dan 18-19 Oktober 2013 juga diprediksi akan terjadi gerhana bulan, hanya jenisnya adalah gerhana bulan penumbra.
[Read more]

Polinela; Politeknik Negeri Lampung

Posted On // Leave a Comment
Jangankan untuk membayangkan kuliah disini, mendengar namanya pun aku tak pernah sebelumnya!
Begitulah kenyataannya memang. Aku sama sekali tak mengerti dan tak mampu menerka rahasia kehidupan. Aku tak tahu alasan hingga mengapa bisa sampai sempat menuntut ilmu di kampus yang saat ini semakin dikenal oleh masyarakat Lampung. Semuanya mengalir begitu saja tanpa adanya sandungan yang berarti. Polinela. Ya nama itulah yang kian hari kian sering terucap oleh lidahku saat ini. Almamater yang sungguh aku cintai. Almamater yang telah membawaku hingga di titik ini. Meski mungkin sekarang aku belum bisa berbangga pada diriku sendiri. Namun aku telah mampu berbangga sempat menjadi bagian dari Polinela.
[Read more]