Guru; Bak Menyelamatkan Macan dari Jerat

Posted On // Leave a Comment
Berselancar di situs milik Mark Zunbergh (salah gak nih ejaannya) saya menemukan sebuah gambar grafis yang cukup menyentuh hati saya sebagai seorang calon guru (gambarnya seperti bisa Anda lihat di bawah ini). Gambar ini mengisahkan betapa kelirunya masyarakat dan hukum di negeri tanah surga ini dalam memandang profesi seorang guru.  Profesi guru dianggap sama halnya dengan profesi-profesi lain di mata masyarakat dan hukum kita saat ini. Dianggap sama karena mereka belum pernah mencicipi bagaimana rasanya menjadi seorang guru. Saya pun sebetulnya dulu sempat berpikir demikian, kala saya belum merasakan betapa kompleksnya menjalani profesi yang satu ini, tapi kini saya sadar bahwa menjadi guru itu tak mudah.



Tokoh-tokoh di gambar ini bukanlah tokoh fiktif seperti Doraemon atau Shinchan Bung. Ini nyata ada di kehidupan kita saat ini. Coba lihat betapa menyedihkannya, Bu Asih yang seorang guru SD di Tiuhbalak, Lampung disidang hanya karena mencubit muridnya yang nakal, atau Pak Aop, seorang guru honorer SD Panjalin Kidul, Majalengka yang hanya karena mencukur rambut anak didiknya yang dianggap gondrong divonis selama 3 bulan dengan masa percobaan 6 bulan. Coba pikirkan hal ini dengan hati nurani Anda. Apakah salah jika guru mengajarkan bagaimana menjadi seorang yang lebih baik pada muridnya, meski memang saya juga menyadari jika hal yang seperti dilakukan oleh Bu Asih atau Pak Aop belum perlu dilakukan jika masih ada cara-cara lain yang mungkin bisa dicoba. Tapi apabila cara-cara lain seperti menghimbau, pendekatan dari hati ke hati, dan lain-lain sudah dilakukan dan siswa nakalnya itu masih tetap pada pendiriannya (masih tetep mbajug, mrengkel, dan mbeling), apakah kita sebagai seorang guru harus diam saja membiarkan anak-anak nakal itu tetap nakal. Apakah kita sebagai seorang guru harus bersikap biasa saja menanggapi siswanya yang sulit diatur. Kalo seperti ini, mau dibawa kemana masa depan pendidikan kita?

" Bersikap keras agar menjadi lebih baik itu memang sesekali harus dilakukan pada anak yang sulit diatur (keras kepala). Kalau baja yang keras itu dipukul-pukul dengan kayu, sampai kiamat juga tak mungkin bisa menjadi pisau yang tajam. "
Sumber Foto : © Copyright 2013 by Mawan A. Nugroho. All rights reserved. http://mawan.or.id/

0 komentar: