Tak banyak perubahan di Garut pasca gelaran pemilihan kepala daerah di empat tahun silam. Jalanan berlubang, pedagang kaki lima, dan beberapa tukang becak dan delman (dokar .red) masih tetap menghiasi sudut-sudut kabupaten kecil ini. Tak ada yang istimewa memang, kecuali kisah-kisah kontroversional yang pastinya takkan masuk buku pelajaran sejarah anak-anak SD. Kisah-kisah yang mungkin semua orang di negeri tanah surga ini mengetahuinya. Kisah yang terlahir dari sepasang pemimpin yang pernah memegang tampuk kekuasaan di kabupaten ini. Ya, Aceng Fikri dan Dicky Chandra. Pasangan bupati dan wakil bupati yang memenangi gelaran pilkada lewat jalur independen 4 tahun silam itu, kini telah menghadirkan kisah baru pada sejarah kabupaten yang tahun 2013 ini genap berusia 200 tahun. Kisah baru yang sebaiknya hanya untuk dikenang, seperti dikenangnya poster mantan pasangan bupati dan wakil bupati itu di TV milik tukang kaset VCD bajakan yang mangkal tak jauh dari alun-alun kota. Poster yang tampak penuh debu dan kumuh tapi masih merekat begitu kuat. Poster yang bertuliskan “Yang Muda Yang Bersahaja, Yang Mengabdi dan Berbakti”.
Labels:
Sosial Politik
0 komentar:
Posting Komentar