Pakan Alternatif Guru di Daerah Terpencil

Posted On // Leave a Comment
Menjadi guru di daerah terpencil, kamu harus bisa survive!
Itulah sebuah pesan yang pernah diutarakan oleh seorang dosen kami*. Pesan yang pernah diutarakan beliau ketika memotivasi kami yang rencananya akan ditempatkan di daerah 3T (Terpencil, Tertinggal, Terisolir, ...dll pokoknya semua Ter- yang bikin ngenes). Pesan yang selalu kami ingat. Pesan itu juga yang mendasari kami melakukah hal yang belum pernah kami kerjakan sebelumnya, seperti sekarang ini.


Pagi-pagi sekali (9 Mei 2013), Edi PK (Penjahat Kelamin) PW (Pencinta Wanita) (disini lebih dikenal dengan panggilan Asep Koreng) sudah blusukan (Jokowi Mode) ke kebun belakang mess. Aku kala itu baru bangun (setengah sadar / 50%) dari tidur malamku dan masih mengenakan sarung. Dengan mata sayu, aku melihat ia nampak tengah mencari sesuatu. Akupun bangun (sadar 95%). Bangun dan menghampirinya untuk mencoba membantu mencari apa yang ia tengah dicarinya di balik rerumputan itu. Tak ku kira sebelumnya, ternyata ia tengah mencari hewan moluska yang katanya akan dijadikan lauk makan kami hari ini. Bekicot, yah agak kaget aku mendengarnya.  Dengan penuh keraguan, kemudian aku ikut mencarinya.

(Singkat cerita) Setelah mendapat cukup banyak (sekitar satu gayung), kami pulang dan langsung mencuci bekicot yang kami dapat. Agak bergidik aku menyentuh hewan satu ini. Lendir-lendir yang dikeluarkannya, lengket dan menjijikan. Awalnya aku tak yakin mau menjadikan bekicot jadi laukku pagi ini. Meski kemudian aku tetap mencucinya setelah Edi PW meyakinkan aku.  Untuk prosesnya Anda bisa lihat gambar-gambar di bawah ini.








Matang!
(Singkat cerita lagi) Bekicot Tumis ala Chief Yoki pun matang. Terlihat nikmat memang. Maklum Yoki yang merupakan satu-satunya anggota grup kami (grup SMK N 4 Garut) yang memang jago masak. Setiap apa yang ia masak, selalu nampak menggiur lidah. Tak ambil waktu lama, aku kemudian mencicipi masakan yang menurutku masuk kategori ekstrim itu.

Di suapan pertama, aku hampir memutuskan untuk tidak jadi makan makanan aneh ini, namun lagi-lagi Edi PW meyakinkanku. Dan yang pasti jika aku tak makan bekicot aneh ini, mungkin aku tak kan makan apapun hingga sore menjelang.

Bismillahirrohmaanirrohim. Dan ......&*&^$%$&^((()&^%^$ It’s Wonderful men!! Ternyata bekicot tumis itu sungguh luar biasa nikmat. Meski bau amis masih kontras tercium dihidungku, aku tetap dengan lahapnya makan makanan istimewa ini bersama mereka, ketiga sahabatku yang jiwa survivalnya sungguh diatas rata-rata.

Salam BT (Bekicot Tumis), Target besok KT (Kucing Tumis) dan KBP (Kadal Bumbu Pecel).

* Ir. Rachmad Edison, M.T.A.



0 komentar: