Tak terasa 2 bulan berlalu sudah, sejak pertama kali ku injakan kakiku ke bumi Garut. Banyak pelajaran berharga yang ku peroleh disini, pelajaran yang ku rasa tak ku dapatkan ketika duduk di bangku perkuliahan. Sedih, senang, suka, dan sedikit kecewa aku rasakan ketika belajar bagaimana caranya untuk menjadi seorang guru profesional, di sebuah SMK negeri di Kabupatennya Aceng Fikri ini. Sedih saat merasa sendiri, senang saat melihat senyum dan canda anak-anak didikku, suka saat saat bersenda gurau bersama teman-teman seprofesi, dan kecewa saat . . . (stop tak usah dibahas).
Setelah 2 bulan merasakan bagaimana itu menjadi seorang guru, aku merasa ada banyak perubahan yang terjadi pada diriku, kendatipun aku masih merasa sangat jauh jika disebut sebagai seorang guru profesional. Tak dipungkiri memang, menjadi guru profesional itu bukanlah proses yang mudah untuk dilalui. Menjadi guru profesional menurutku bukanlah ditinjau dari seberapa bagus dan rapinya dokumen pembelajaran seperti silabus, RPP, modul, LKS, atau yang lainnya, bukan pula seberapa baiknya penyampaian materi atau transfer ilmu saat ada di dalam kelas. Guru profesional adalah guru yang mampu merubah sikap anak didiknya menjadi lebih ilmiah. Ilmiah dalam artian segala halnya, ilmiah dalam sopan santun, ilmiah dalam menghargai orang lain, ilmiah dalam menanggapi sesuatu, dan ilmiah-ilmiah yang lainnya. Yang jelas ilmiah dalam bersikap itulah yang garis besarnya.
Kendati aku masih merasa malu untuk menyandang sebutan guru, aku sudah cukup bangga pada diriku, bangga karna mampu memberikan sesuatu kepada orang lain, meski itu mungkin masih sedikit.
Jika ditanya apakah aku sudah layak di sebut sebagai seorang guru profesional, jawabannya adalah aku akan tertawa. Profesional dari Hongkong opo? Yah tak usah dibahaslah tentang itu, karena aku yakin profesionalisme itu sejatinya bukan untuk dijadikan gelar atau sebutan. Yang jelas aku sudah tahu dimana posisiku sekarang. Tahu dari komentar-komentar mereka yang ditulis di lembar jawaban evaluasi terakhir dariku. Lucu dan aneh sebetulnya, aku pun tertawa sendiri ketika beberapa kali membacanya.
Berikut komentar mereka:
Arif Rachman Hakim berkata bapak terlihat penyabar, baik, ramah, dan sopan, masukkan buat bapak karena terlalu baik anak yang nakal bebas berbuat nakal :D hehe. (bukan sabar sih sebenernya tapi ngempet, haha).
Aris Nurfauzan berkata sudah baik dan rapi tidak pemarah kalo ada siswa yang tidak memperhatikan guru didepan saat bicara dan suka tersenyum tidak sombong pada siswa kenal. (banyak orang bilang sih gitu, kebanyakan mereka bilang saya murah senyum, tidak sombong, dan rajin menabung).
Chaerul Fahmi berkata Bapak jangan terlalu pendiam, terus bapak cakeup, sopan, baik hati, suka menolong orang yang susah, bapak jangan terlalu ramah. (yang poin nomor 2 ini pitnah fitnah nih, apa ngeledek?)
Dedi (Dedi nggak berangkat saat pertemuan terakhir ini).
Defri Martin berkata kak teguh orangnya galak tapi selalu sabar tapi selalu membawa ceria, pak teguh semangat dalam mengejar cita-cita dan tidak boleh mementtingkan orang lain sebelum mementingkan diri sendiri. (galak kayak ibu tiri ya? Haha).
Dianti berkata pak buat sikap bapak ramah, murah senyum, sopan, dan selama bapak mengaar dikelas ini sudah banyak hal yang disampaikan. Semoga bapak selalu sehat, tambah rizkinya. Kunci sukses saat ini adalah 4M ; mulai dari diri sendiri, mulai dari niat, mulai mencintai profesi, terimakasih atas ilmunya yang diberikan buat saya menjadi lebih memahami. (cintai profesi yah itulah poin yang bakal selalu saya ingat dari saran kamu.).
Dinar Rahmat Hidayat berkata pak teguh orangnya baik, dan ada humornya kayak marah tapi suka ditahan dalam hati. (ember pecah alias bener banget, selalu ditahan di dalam hati, wkwk).
Eka Fuji Prasetya berkata Pak semoga tetap sehat, semoga sukses, dan bapak cepat dapat istri. Amin (amin, Nak Eka juga yah, #cailee Nak. Dapet istri? Waduhh!)
Ervan Ramdani berkata saya suka bapak mengajar disini dan bapak harus lebih tegas!! Dan terimakasih bapak sudah mengasihkan ilmu tentang pencangkokan, stek, dan sambungan. (iya nak Erpan Ervan, pesen Bapak Kakak, kamu juga harus lebih rajin belajar ya, dari beberapa tes yang kakak berikan, kakak melihat kamu punya bakat jadi orang cerdas, meski kakak akui kamu agak bandel).
Farzin Firdauzi berkata bapak baik cukup sabar dalam mengajar anak-anak yang pada bandel. (yah temen-temenmu memang bandel, untung kamu enggak, hehe. Makasih buat foto barengnya).
Lilik Rukmana berkata karena saya suka pelajaran bapak nugraha dan saya bisa mendapatkan ilmu dari menyangkok, stek, dll. Bapak nugraha itu orangnya ramah bisa diajak apa saja dan terakhiran saya menantang putsal. (nah ini yang paling aneh, sejak kapan nama gw jadi Nugraha? Wadehh parah).
M. Rizalul Al Muntazar berkata bapak mengajar dikelas ini memaklumi apah yang anak-anak perbuat dikelas ini tapi sayangnya bapak kurang tegas seharusnta bapak tegas sedikit pemarah tegas agar anak-anak lebih disiplin, bapak terlalu ramah, terlalu baik, kapan bapak bisa lebih tegas, tapi saya salut buat bapak jauh-jauh dari jakarta datang ke Garut Cuma ingin mengajar siswa SMK N 4 Garut. (Saya juga bangga sama kamu, meski diawal suka bolos saat pelajaran saya, kamu sudah banyak berubah di saat-saat terakhir. Semangat terus nge-Bandnya, kapan-kapan kalo ada waktu dan kesempatan, boleh kita ngerental bareng.).
Moch. Ceng Iman Maulana berkata cara mengajar bapak bagus, teliti, dan sopan, serta taat pada aturan. Selalu rapi, masuk belajarnya tepat waktu, bapak sangat muda, motipasi buat bapak: jagain ahlak bapak dan jangan terlalu mementingkan diri sendiri dan hormati orang tua. (masih muda? Bener banget seratus buat Ceng Iman, hee).
Rahmat Hidayat berkata bapak orangnya serius :D kadang-kadang dalam mengajar keliatan serius padahal agak bercanda :P jarang ngasih tau kalau ulangan. Semoga bapak teguh menjadi orang yang sukses, mendapatkan cita-cita yang diinginkan jangan lupa sholat :D dan jangan lupa kepada rahmat. (Kakak ga bakal lupa sama kamu orang semua. Kamu juga semoga dimudahkan jalannya oleh Alloh dalam menggapai cita-cita).
Reza Setiawan berkata gurunya ramah baik, sopan, dan cukup ganteng, penyabar dan tidak pelit, penampilannya rapih tidak semrawut, selalu memberikan motipasi yang baik dan terus memberi semangat untuk menuntut ilmu. (haha, ini ngeledek lagi kayaknya. Tapi gak papa, yang penting kamu harus tetap semangat dalam menuntut ilmu),
Ripa Ropiyana berkata menurut saya, kakak kalau mengajar selalu memberi tes tapi mungkin itu sudah menjadi kewajiban kakak mengajar muridnya. Dan kakak jugga terlalu serius dalam mengajar kami, saya harap kedepannya supaya kakak dalam mengajar kami, saya harap kedepannya supaya kakak dalam mengajar ada bercandanya sedikit-sedikit ajah. (ini masukan yang bagus, makasih Ripa, lain waktu, saya akan belajar tentang bagaimana itu cara bercanda yang baik dan sesuai prosedur, hehe).
Rohman berkata bagi sayah bapak orangnya baik tapi terlalu baik jadi anak-anak disini terlalu berani pada bapak. (yah, begitulah aku memang cowok baik-baik, hehe).
Sandi Tantowi berkata gak perlu komen buat bapak, udah baik banget, bapak sudah sabar, dan murah senyum. (hehe, senyum emang murah, jengkol ama pete yang lagi mahal, wkwk).
Tomi berkata Pak Teguh orangnya baik, penampilannya rapi, penyabar, biar teman-teman suka ngeledekin, Pak Teguh enjoy aja dan gak pernah marah. Pak semoga sehat, dapat istri, sukses selalu. Tomi (0877 4362 238*) (saya gak bakal lupa sama kamu orang, terkhusus sama kamu Tom, makasih nomor hapenya, hehe),
0 komentar:
Posting Komentar